Langka!! Harga Lovebird Albino kian Meroket

LAKBET MANIA - Lovebird warna putih atau juga yang sering disebut albino merupakan salah satu spesies burung lovebird yang minim jumlahnya. Meskipun belum bisa dikategorikan langka tetapi keberadaan si putih salju apalagi yang bermata merah itu cukup sulit ditemui di pasar burung.

Kenapa? Karena membudidayakan lovebird albino relatif lebih sulit dibandingkan dengan warna lain. Sebaliknya animo pasar dunia perburungan terus meningkat sehingga harga diprediksi akan terus melambung tinggi.

Lovebird albino terdiri dari dua jenis saja yang dibedakan berdasarkan warna mata yaitu mata merah dan mata hitam. Menurut sejumlah para peternak, spesies ini tidak terlalu mudah dibudidayakan untuk melahirkan generasi baru albino.

“Kendalanya, telur dari induk betina albino agak jarang yang menetas. Kalaupun menetas si piyik/anakan mudah mati saat usia di bawah satu bulan. Albino mata merah lebih ringkih lagi,” ujar Om Yoga Pratama, peternak love bird di Cilincing, Jakarta Utara.

Langka!! Harga Lovebird Albino kian Meroket
Lovebird Albino
Pendapat tersebut dibenarkan juga oleh Om Haryono, peternak di Gunung Sahari Utara, Jakpus. “Entah apa penyebabnya, memang menernakkan lovebird albino lebih sulit. Padahal permintaan pasar begitu sangat tinggi sehingga banyak pelanggan kecewa,” tambahnya. Untuk saat ini harga lovebird albino masih bertengger di papan atas dengan harga per ekornya Rp 900 ribu untuk mata hitam sedangkan mata merah sekitar Rp 1,3 juta rupiah. Untuk indukan siap produksi harganya lebih mahal lagi.

Tetapi mengingat kondisi yang ada, maka Om Yoga dan Om Haryono memprediksi harga burung lovebird albino akan terus naik. “Sebab albino banyak diminati kicau mania lantaran warnanya yang putih bersih seperti salju. Begitu pula para peternak berkelas juga banyak berburu love bird albino untuk dikawinsilangkan dengan spesies mewah seperti lovebird biola maupun parblue yang harganya selangit,” ungkap Yoga. Sebagaimana yang diketahui, harga terkini seekor biola atau parblue mencapai di atas Rp 10 juta.

Menurutnya, di dunia peternakan lovebird, secara genetik lovebird albino merupakan warna netral yang mana turunannya akan lebih condong mengikuti warna indukan lain jika dikawinkan dengan warna yang lebih gelap.

“Jika dikawinkan dengan love bird biola yang berwarna hijau dan merah, maka kebanyakan turunannya didominasi warna biola. Begitu pula jika disilangkan dengan parblue, turunannya pun cenderung dominan parblue. Jadi, dalam hal ini burung lovebird albino digunakan sebagai modal paket hemat dalam usaha peternakan love bird mewah,” kata Yoga yang telah berhasil memproduksi spesies parblue dari indukan parblue dan albino.

Meskipun albino dikategorikan warna netral, tapi ia juga memiliki keunikan tersendiri. “Pada umumnya, lovebird albino sulit sekali dijodohkan dengan sesama albino. Kalaupun berjodoh dan kawin, kebanyakan telurnya kosong. Kalaupun menetas warna anaknya pun akan menyimpang dari albino yakni menjadi lovebird pastel putih atau pastel biru,” ungkapnya.

Om Yoga dan Om Haryono menambahkan di kandang koloni miliknya yang terdapat 100-an ekor indukan lovebird, termasuk belasan albino tidak ada indukan albino berpasangan dengan albino.

“Mereka secara alami memilih pasangan dari warna lain. Mungkin nalurinya sudah mengisyaratkan ‘cinta terlarang’ bagi sesama albino,” katanya.

Itulah gambaran terkait cukup sulitnya mengembangkan ternak lovebird albino sehingga populasinya pun kalah jauh dibandingkan warna lutino, hijau, pastel, dan lainnya. Saat ini cukup banyak sekali peternak yang menyimpan albino untuk dijadikan sebagai indukan karena mereka yakin prospek ke depan, harganya akan semakin tinggi.

Back to Homepage
Sumber : www.mediaburungindramayu.blogspot.com

Comments